Pages

My Activity

  • l (1)

Senin, 01 Oktober 2012

EPISTEMOLOGI


-            Epistemologi berasal dari bahasa yunani, yaitu episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu, maka epistimologi adalah ilmu tentang pengetahuan atau filsafat ilmu pengetahuan (philosopy of knowledge) atau teori pengetahuan (theory of knowledge).
-            Epistemologi atau teori pengetahuan adalah hal yang membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.
-            Epistemologi menekankan pada cara, upaya, dan langkah untuk mendapatkan pengetahuan.
-            Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan yang membahas mengenai sumber, struktur, metode-metode, dan validitas pengetahuan.
-            Epistemologi merupakan cabang dari filsafat yang berupaya untuk mencari pengetahuan dengan metode-metode keilmuan yaitu antara lain dengan menggunakan metode ilmiah disertai dengan sarana berpikir metode ilmiah, yang meliputi bahasa, matematika, dan statistika.
Metode-metode yang digunakan dalam epistemologi:
a.      Empirisme
-       Empirisme adalah suatu cara atau metode keilmuan untuk mencari pengetahuan berdasarkan pengamatan dan pengalaman.
-       John Lock memandang bahwa akal manusia merupakan hal yang kosong, yang kemudian menerima pengalaman-pengalaman dari panca indera sehingga akal manusia terisi dari pengalaman-pengalaman tersebut.
b.      Rasionalisme
-       Rasionalisme berpandangan bahwa dalam memperoleh pengetahuan terletak pada akal pikiran atau pada nalar (reasoning).
-       Rasionalisme memandang bahwa kebenaran pengetahuan terletak pada ide atau pada pikiran kita dan bukan didasarkan pada pengalaman seperti yang dikemukakan penganut empirisme.
-       Plato menyatakan bahwa teori pengetahuan pada dasarnya pada idea atau prinsip, sedangkan pengalaman panca indera hanya dapat merangsang ingatan dan membawa kesadaran terhadap pengetahuan yang sudah ada dalam akal pikiran manusia.
c.       Fenomenalisme
-       Fenomenalisme menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh manusia berdasarkan pada gejala atau fenomena /tentang apa yang tampak (Imanuel Kant).
-       Fenomenologi adalah ilmu pengetahuan tentang apa yang tampak atau ilmu yang mempelajari suatu yang tampak atau menampakkan, yang merupakan realitas sendiri yang tampak.
-       Fenomenologi merupakan kajian tentang bagaimana manusia sebagai subyek memaknai objek-objek yang ada disekitarnya.

d.      Intusionisme
-       Intusionisme menganggap adanya kemampuan tinggi yang dimiliki manusia, selain pengalaman yang diperoleh dengan bantuan panca indera.
-       Intusionisme menganggap pengalaman diperoleh secara inderawi dan pengalaman intuitif. Kata lain untuk intuisi adalah ilham, inspirasi, atau “hati” dan ada yang menyebut supra rasional, atau seuatu kemampuan diatas rasio. Intuisi muncul tanpa direncanakan terlebih dahulu dan kapan saja.
e.       Dialektika
-       Dialektika=dialog, yang berarti komunikasi dua arah.
-       Dialektika adalah hal berbahasa dan bernalar dengan dialog sebagai suatu cara untuk menyelidiki masalah.
-       Segala sesuatu yang ada dialam semesta akan berubah akibat dari pertentangan antara (thesis dan anti thesis) dan menimbulkan lain (sintesis), dalam hal ini terutama yang berkaitan dengan kebenaran.
CARA KERJA ILMUWAN

1.      Hakikat Pengetahuan
-       Pengetahuan (knowledge) pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang ilmu tertentu.
-       Ilmu (science), merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia, disamping pengetahuan lainnya yaitu seni dan agama.
Jenis-jenis kajian menurut bidang kajiannya masing-masing



 


2.      Kemampuan Manusia Mengembangkan Pengetahuan
Manusia memiliki kemampuan menalar yaitu suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dengan kemampuannya itu manusia dapat mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang patut dan mana yang tidak patut, serta mana yang indah dan mana yang jelek.

3.      Metode Ilmiah
-       Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
-       Kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logiko-hipopetiko-verivikatif terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1)        Perumusan masalah
2)        Penyusunan kerangka berpikir
3)        Perumusan hipotesis
4)        Pengujian hipotesis
5)        Penarikan kesimpulan
4.      Karya ilmiah
Karya ilmiah dapat dikelompokkan menjadi dua, tertulis dan tidak tertulis.
-          Karya ilmiah dalam bentuk tulisan berisikan teoritis yang menjelaskan tentang realitas sebagai objek materialnya.
-          Karya ilmiah yang tidak tertulis, berwujud benda material sebagai hasil aktualisasi ilmu pengetahuan dalam bentuk keterampilan.
-       Secara umum standarisasi ilmiah bagi sebuah karya ditandai dengan terpenuhinya kriteria sebagai berikut:
1)        Orisinalitas
2)        Dapat dipertanggung jawabkan
3)        Bernilai
Karya ilmiah merupakan wujud dari pengetahuan ilmiah, yang memiliki karakteristik sebagai berikut (Nyoman Naya Sudjana) :
1)   Aposterioris
2)   Rasional-empiris
3)   Logical
4)   Verifikatif aposterioris
5)   Objektif
6)   Konseptual
7)   Netral
8)   Terbuka




5.      Argumentasi ilmiah
-       Argumentasi dapat diartikan sebagai salah satu kalimat yang berisikan pernyataan menerima (afirmasi) dan menolak (negasi) sebuah penjelasan tentang sesuatu dengan berdasar pada asumsi rasional sesuai bangunan paradigma pemikiran atau latar pengetahuan dari pihak yang berargumentasi.
-       Kriteria sebuah argumentasi ilmiah adalah:
1)   Logis
2)   Rasional
3)   Fokus
4)   Faktual
5)   Objektif
6)   Teoretis
7)   Konklusi
8)   Analitik
-       Jenis-jenis argumentasi:
1)        Argumentasi deskriptis, berisikan hasil pembacaan dan kajian penulis tentang suatu realitas.
2)        Argumentasi analisis, berisikan hasil analisa penulis tentang suatu realitas dengan berdasar pada suatu paradigma keilmuan yang dimiliki dan dikuasainya.
3)        Argumentasi reflektif, berisikan kajian dan tafsiran penulis terhadap suatu realitas dengan menggunakan paradigma keilmuan yang sudah inheren dalam bangunan pemikirannya.
-       Sebagai sebagai aktifitas ilmiah, argumentasi terlahir dari proses berpikir kritis dan koherensif yang memiliki dua pola, yaitu :
1)   Pola pikir deduktif : .pola berpikir dari hal yang bersifat umum kepada hal yang bersifat khusus.
2)   Pola pikir induktif : proses berpikir yang bermula dari hal khusus atau kecil untuk kemudian dijadikan sebagai dasar bagi penyimpulan yang diharapkan dapat diberlakukan pada hal yang lebih umum atau besar.
6.      Saran penalaran ilmiah
Sarana penalaran ilmiah dapat dipahami sebagai fasilitas yang digunakan dalam merancang pemikiran. Penalaran merupakan proses berpikir kritisnya manusia, sehingga apapun dan di wilayah manapun kajian keilmuan dilakukan, sarana utama dan pertama yang digunakan adalah “rasio”. Rasio adalah alat sekaligus sarana yang dapat menangkap berbagai fenomena dan kemudian memprosesnya dalam aktifitas kerja yang disebut berpikir. Dari aktifitas ini terlahirlah pemikiran yang diungkapkan melalui bahasa, yang merupakan rumah bagi pemikiran manusia yang terlahir dari hasil kerja rasio.
7.      Kriteria kebenaran ilmiah
1)      Kebenaran pragmatis, yaitu kebenaran yang menjadikan nilai manfaat dari sebuah pernyataan sebagai standar pembenarannya.
2)      Kebenaran korespondensif
3)      Kebenaran kohenrensi
4)      Kebenaran spekulatif
Hanya kebenaran korespondensif dan kebenaran koherensif yang dapat dikategorikan ke dalam kebenaran ilmiah, karena keduanya memenuhi persyaratan bagi sebuah kebenaran ilmiah, yaitu :
1.      Dapat dibuktikan sebagai wujud pertanggung jawaban
2.      Dapat dijelaskan secara logis-rasional
3.      Mengandung alur pemikiran sistematis dan sistemik
4.      Bersifat objektif





#Cat-orther (Lusi.S) 


0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih ^^

 

Blogger news

I'm sexy, free, and single !

Blogroll

About

this is about all of my activity, move on !